Setiap Ramadhan tiba semua orang, khusunya yang mengaku beragama Islam tampak bergembira. Bahkan seminggu atau dua minggu sebelum ramadhan, telah terasa angin damai ramadhan menerpa setiap orang yang merindukannya. Seolah-olah ramadhan adalah mesin pencuci kotoran selama sebelas bulan yang telah dilewati. Ada harapan di sana. Ada kedamaian di sana. Terlebih di minggu pertama Ramadhan. Semua umat Islam tampak bergembira. Masjid-masjid penuh. Surau / mushola penuh. Laki-laki, Perempuan, tua, muda dan anak-anak turut serta meramaikan masjid dan mushola. Seolah-olah berkah sepuluh hari di awal ramadhan jangan sampai terlewatkan. Tapi, bagaimana dengan sepuluh hari berikutnya dan di akhir ramadhan?. Saya tidak akan membahas itu. Saya hanya ingin menyampaikan di sini bahwa yang perlu kita persiapkan dalam menyambut ramadhan yang mulia ini adalah dengan membersihkan hati. Ya, membersihkan hati dari iri dan dengki, dari curiga dan buruk sangka, dari umpat dan gunjing dan dari segala cela dan dosa.
Saya punya sebuah buku yang ditulis oleh Basyar Isya yang berjudul BENING HATI : Menjadikan Hidup Tentram, Nyaman dan Lapang. Nara sumber buku ini adalah KH.Abdullah Gymnastiar. Saya tidak akan menampilkan kembali dari isi buku tersebut. Hanya ingin mengutip yang tertera di sampul belakang buku tersebut sebagai berikut :
"Betapa indah sekiranya kita memiliki hati yang senantiasa tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaikbaiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenang, tentram, sejuk, dalam menikmati indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tercermin dalam setiap gerak-gerik, perilaku, tutur kata, sunggingan senyum, tatapan mata, riak air muka, bahkan diamnya sekalipun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik takkan pernah sedikitpun merasa gelisah, bermuram durja, ataupun gundah gulana. Kemanapun pergi dan dimanapun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa selalu berada dalam kondisi damai dan mendamaikan; tenang dan menenangkan; tentram dan menentramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan dipagi hari, jernih bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan pada benda-benda yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Dzat Yang Maha Memberi Ketentraman : Allah Azza wa Jalla."
Nah, itu dia kutipannya. Ternyata untuk menjadi orang bahagia itu tidak harus kaya, banyak materi, jabatan tinggi dan sebagainya yang sifatnya duniawi. Ternyata semua manusia itu punya peluang untuk bahagia, asal tahu caranya. Tidak perlu bersusah payah menunggu kaya. Karena kekayaan bersifat fana dan sementara. Ketenangan dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan kedekatan kita kepada Allah SWT. dengan hati yang tulus dan ikhlas, dengan hati yang selalu terpaut dengan Allah.
"Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk dan patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, ..." (Q.S. Al-Hajj [22] : 34-35).
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya..." (Q.S. Asy-Syams [91] : 9-10).
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada.." (Q.S. al-Fath [48] : 4).
Mari kita bersihkan hati, beningkan hati, dekatkan diri pada Illahi Robbi. Kita sambut Ramadhan mulia dengan hati bersih dan gembira.
"SELAMAT MENYAMBUT RAMADHAN TIBA, SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA..!"
No comments:
Post a Comment